Minggu, 24 November 2024

Manajer Timnas Akui Tak Pernah Ada Hasil Memuaskan dari Protes yang Dilayangkan ke AFC

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Rafael Struick waktu melepaskan tembakan yang mengoyak gawang Timnas Bahrain, Kamis (10/10/2024). Foto: Reuters

PSSI telah mengirimkan surat protes kepada FIFA dan AFC terkait kontroversi wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin pertandingan putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, antara Bahrain melawan Indonesia, Kamis (10/10/2024) kemarin, yang berakhir dengan hasil imbang.

Meski demikian, Kombes Pol Sumarji Manajer Timnas Indonesia mengaku dari berbagai protes-protes yang ditujukan kepada AFC selama ini tidak pernah berakhir memuaskan.

“Tapi kembali lagi, selama ini kalau kita protes ke AFC itu tidak pernah ada jawaban yang mengenakkan. Ya dianggap biasa-biasa saja. Karena kita tahu di AFC sebagian besar, ya ‘mohon maaf’, (dihuni) rasnya Timur Tengah, sehingga kita agak kesulitan gitu kalau ras kuning seperti kita, mau mengajukan protes, sulit. Tapi itu bagian dari prosedur yang harus kita jalankan dan lakukan,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (11/10/2024) malam.

Menurutnya, keputusan yang diambil Ahmed Al Kaf semalam memang tak bisa diterima akal sehat. Kalau dibandingkan dengan pelanggaran yang ditujukan kepada para pemain timnas sehingga melahirkan free kick untuk tuan rumah, kata Sumarji, rasanya masih hal biasa.

Tapi kalau urusannya soal penambahan waktu uang harusnya enam menit, dan selama masa injury time tersebut tidak ada kejadian yang sifatnya mengulur waktu, maka harusnya pertandingan selesai di menit ke 96.

“Justru anak-anak (pemain timnas Indonesia) itu berupaya menambah gol kan, dari 2-1 menjadi 3-1, sehingga dari situ bisa dilihat kan tidak ada delay (mengulur waktu. Tapi begitu menit 96 lebih 30 detik loh, ini kok nggak berhenti gitu. Makanya saya langsung protes tuh,” ucapnya.

Karenanya, dalam protes yang disampaikan, poin tuntutannya yang pertama, tak lain soal injury time. Kemudian kedua, soal gol kedua Bahrain yang berbau offside.

“Tapi yang paling mencolok itu soal injury time. Mestinya enam menit, tapi sampai 99 menit. Jadi, akhirnya terlalu berlebihan gitu,” ujarnya.

Untuk diketahui, dalam pertandingan semalam, Sumarji mendapatkan kartu merah dari wasit Ahmed Al Kaf karena melakukan protes atas keputusan kontroversial soal injury time.

Meski demikian, Sumarji mengaku memang melakukan hal tersebut dengan sengaja. Tujuannya, supaya Shin Tae-yong pelatih tidak sampai ikut protes sehingga berpotensi mendapatkan kartu juga.

“Kalau kartu merah itu, kami di bench memang ada yang harus saya perhitungkan. Kalau saya tidak protes, pasti coach Shin yang akan protes keras. Makanya kan saya harus ambil sikap untuk protes keras, sehingga coach Shin aman. Itu sih cara-cara saya yang saya lakukan selama ini,” ucapnya.

Sementara untuk pertandingan melawan China 15 Oktober mendatang, Manajer Timnas itu mengatakan bakal mengajukan permintaan jika wasit yang memimpin pertandingan berasal dari negara-negara yang tidak fair play.

“Kalau wasitnya berasal dari negara-negara yang tidak fair play, saya akan sampaikan permintaan untuk diganti,” ucapnya.

Dia juga mengakui kalau wasit-wasit dari Timur Tengah sejauh ini memang selalu mempersulit Timnas Indonesia. Tapi berkat dorongan dari masyarakat Indonesia lewat upaya-upaya di media sosial, membuat oknum-oknum perangkat pertandingan itu takut.

Ya, seperti itulah. Kita sudah sering sampaikan protes, tapi hasilnya begitu-begitu saja. Makanya masyarakat dan netizen sekarang ikut berperan. Mereka (wasit) juga akhirnya takut ngerjain kita,” ujarnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
32o
Kurs